Setiap orang pasti pernah berada di posisi terlemah dalam hidupnya. Setiap orang pasti pernah merasa sangat hina. Dan aku, sedang berada di posisi terlemahku dan merasa sangat hina menjadi aku.
Delapan Juli Dua Ribu Tiga Belas. Tanggal ini tak akan kulupakan selama hidupku. Aku tidak akan mengingatnya sebagai hari 'tergagal', aku akan mengingatnya sebagai hari 'KEBANGKITAN'. Ya. Kebangkitan.
Hari itu aku mendapati beberapa hal yang membuatku begitu rapuh. Cita-citaku, yang konon adalah cita-cita orang tuaku juga, seakan luruh. SBMPTN 2013 telah resmi menorehkan luka dalam hati yang ntah bagaimana caranya bisa sembuh. Singkatnya. Aku benar-benar merasa JATUH.
Aku mendaftar sebagai calon mahasiswa sebuah PTN di Malang. Dalam SBMPTN aku memilih 1 saja prodi. FK Pend. Dokter. Ntah apa yang terpikirkan saat itu, memilih satu saja jurusan yang semua orang bilang 'susah'. Yang jelas sejak orang tuaku menyalakan lampu merah untuk cita-citaku sebagai jurnalis dan masuk ilmu komunikasi berjaket kuning, hanya itulah yang terpikirkan, FK. Lama sekali untuk bisa membulatkan tekad, menciptakan cita-cita baru dan satu-satunya. Dokter. Aku tidak terpaksa, aku bukan tidak mau membuat orang tuaku bangga. Dengan tegas pada diriku sendiri aku bilang 'AKU MAU JADI DOKTER'. Hingga pada 8 Juli 2013. Pengumuman SBMPTN 2013. RIKA OKTANIA SARI. dinyatakan BELUM BERHASIL. Rasanya....................ah tak ada yang perlu merasakan ini. selain aku. cukup aku.
Aku kerap menuliskan dalam akun bbmku, twitter, dan blog tentang cita-cita baruku. Dokter Gratis. Itu yang biasanya tertera jelas sebagai pertanda, ya Rika mau jadi dokter. Alangkah miris hatiku ketika kebelum-berhasilan tiba-tiba datang, memporak porandakan segala angan-angan yang sejak dulu telah tertata rapi dalam, sekali lagi, angan-angan. Aku membayangkan kuliah FK, kamar penuh poster anatomi, ikut ke puskesmas-puskesman, bercengkrama di twitter tentang kesehatan, blog khusus untuk tips hidup sehat, berteman dengan orang-orang ahli di kesehatan, ....................... ah ntahlah apa saja yang jelas begitu banyak anganku yang tiba-tiba hilang. lenyap. jatuh. di delapan juli dua ribu tiga belas.
Aku sadar bukan hanya aku yang kecewa. Kedua orang tuaku yang selama ini selalu membanggakanku pun pasti juga kecewa. Aku mencoba tak menangis. Aku mencoba, sekuat tenagaku untuk tetap terlihat tegar. Hingga Bapakku berkata 'Maaf ya Nak, kami memaksakan cita-citamu'. Seketika air mata yang ntah darimana mengucur begitu deras. Aku ingat setiap perjuangan orang tuaku selama 12 tahun masa sekolahku. Oh....... sungguh........ aku hina. sangat hina. hina.
Aku beruntung memiliki orang tua yang begitu menyayangiku. Orang tua yang tidak mau menganggapku orang gagal. Pelukan ibu sepanjang malam membuatku kembali menjadi RIKA. Dalam peluknya Ibu bisikkan
'Ibu melahirkanmu untuk menjadi pemenang, ibu melahirkanmu dengan jiwa pemenang, ayo sayang, kamu harus berjuang, dan jadi seperti Rika yang ibu punya, selalu menang.'
Kata-kata ibuku ini lebih mengharukan dari setiap film yang pernah aku tonton. sumpah.
Dalam tangisku, aku ingat segala hal bodoh yang membuatku gagal. Segala hal yang menurutku sepele, dan akhirnya malah mendorongku ke dalam lubang yang sangat menyakitkan, kegagalan.
Masa-masa di mana, sekolah adalah hal yang sangat 'santai sajalah' untukku. Padahal aku sadar sepenuhnya sekolahku tidak gratis dan untuk mendapat uang orang tuaku tidak hanya duduk manis. Mereka bekerja. Siang malam. Aku ingat.
Aku ingat dengan sangat jelas track recordku bolos bimbel, padahal banyak orang yang ingin ikut bimbel tapi terhalang uang, dan aku yang jelas-jelas punya kesempatan? bodohnya.
Masih sangat terngiang bagaimana aku dengan sangat tidak tahu malu menghabiskan waktu untuk sekedar nongkrong di mall, cafe, TL. oh. menghabiskan waktuku bukan untuk belajar, tapi untuk hal yang tidak akan membantuku masuk FK.
Aku pun masih sangat ingat bagaimana aku menunda-nunda sholatku hanya untuk menonton acara TV.
Aku selalu yakin, Allah menghargai segala perjuangan. Tapi ketika gagal, bisakah aku menyalahkan Allah atas gagalnya impian yang memang tak pernah serius aku usahakan? Ya Allah dengan sangat malu aku kembali padaMu, memohon pertolonganMu, lagi.
Beberapa teman mencoba menguatkanku, menyakinkan aku begitu banyak jalan
menuju Roma. Ya, beberapa di antara mereka yang sudah begitu dekat
dengan mimpinya. Beberapa di antara mereka yang lolos SBMPTN. Ada
seorang teman yang begitu membuatku iri. Seorang teman ini yang kemudian
ntah bagaimana membuatku kembali kuat.Ya, sebut saja dia H. Dia temanku, bisa dibilang sahabat, setidaknya aku menganggapnya begitu. Kami bertemu di sepuluh tiga, saat sama-sama kelas sepuluh. Tak ada yang spesial darinya, jarang kami memiliki kesamaan, selain, ya. Ilkom Jakun. Dia ips, aku ipa. Dulu, kelas sebelas, aku pernah begitu yakin dengan ilmu komunikasi. Jaket kuning. Hingga saat 'everyone wants me to be a doctor'. Aku belok sendiri ke arahku, yang kuyakini sebagai masa depanku, mengejar FK. Dan dia, aku tahu dia sangat gigih memperjuangkan Ilkom UI nya.
Beberapa kali kami belajar bersama, dia lebih menguasai matematika daripada aku, yang semua orang juga tahu sangat payah dalam hal angka. Aku mendoakan dia dalam setiap sholatku, dia dan semua teman yang aku sayang.
Delapan Juli Dua Ribu Tigabelas ketika aku dinyatakan belum berhasil menggapai FKku, aku mendapat kabar kalau sahabatku si H sudah mendapatkan mimpinya Ilkom UI 2013. Aku bahagia. Aku bersyukur atas apa yang dia dapat. Aku bahagia. Namun aku juga iri. Begitu banyak penyesalan yang tiba-tiba muncul. Menyesali semua keputusan. Menyesali semua ketidak seriusan. Menyesali semua kegagalan. Menyesali semua ....... Ntahlah.
Malam sekali hingga aku mendapati bbm H 'Lek we butuh konco omong, here I am'.
I told him all things inside my brain, maybe heart. Yes. I told him that I envy him for that Yellow Jacket, I envy him for that dream, I regret myself for this sucks, I sad for my mom and dad. I'm totally broken. I have no idea about what to talk and what to do. Well, I told him that I'm loser. And now I'm telling you I was broken and I was loser, at that time. Really.
And he, somehow cheered me up. I promise him to be ME. I promise everybody to be WINNER.
setelah tangal 8 juli 2013 aku akan menjadi Rika. Rika yang lebih baik. Rika yang akan selalu menang. Rika yang tidak akan menyia-nyiakan keadaan, Rika yang akan kembali mengepost hasil seleksi yang membahagiakan. Rika yang sampai sekarang masih bertahan dengan mipinya, dokter. Bismillah.
rika boleh nangis, boleh sedih, tapi gaboleh down :)
BalasHapusdaun jatuh aja udah diatur sama Allah, yakinlah kalo jalan sukses kamu udah diatur juga. banyakin baca yasin abis sholat, banyakin baca surat al ikhlas juga. Rika itu orang yang punya jiwa pemenang kok :)
God bless u.
BalasHapusThere is advice about failure :
the law of success :
1. Keep on fighting
2. If it fails, do the reflection, and return to the first law
u can, if u beliave u can ^_^
@surya : bismillah. Karena sebelum aku bisa mengusahakan cita-cita pun Allah sudah memutuskan akan jadi apa aku kelak. telimakaci surya cantik :*
BalasHapus@afa : thankyousomuch afaaa.... I will keep on fighting! I will.