Belakangan aku banyak bersyukur. Bersyukur karena di
hidupku, Allah senantiasa menanam benih bahagia yang tumbuh subur.
Aku bahagia punya keluarga yang lengkap. Seorang Bapak yang
selalu berusaha terlihat sangar, padahal semua orang tahu kalau beliau adalah orang
sabar. Seorang Ibuk yang paling perkasa di dunia, yang selalu berhasil
memerintah anak-anaknya. Adik lelaki yang bisa dijadikan adik sekaligus kakak, serta
adik perempuan yang aku sendiri sangat iri padanya dalam beberapa hal. Meskipun kami tak tinggal di istana, tapi
cukup ada di antara mereka bisa membuat aku merasa sangat bahagia. Sangat
bahagia.
Aku bahagia punya teman-teman yang istimewa. Beberapa di
antara mereka menjadi sosok-sosok teristimewa. Mereka adalah orang-orang yang ntah karena apa
bisa membuat perasaanku berwarna-warni setiap hari. Aku tidak hanya merasakan
bahagia bersama mereka. Kadang aku kecewa, kadang aku terluka, sesekali aku merasa
mereka dan aku benar-benar berbeda. Tapi beberapa waktu kemudian, kecewaku,
lukaku, perbedaanku, pergi. Sesaat setelah mereka kembali masuk ke sini. Ke
hati. Dengan hanya mengetikkan cerita tentang mereka pun bahkan bisa membuatku
tersenyum sendiri. Masa-masa ini pasti akan sangat kurindukan, nanti.
Aku bahagia punya seorang kekasih yang penuh cinta. Kita
baru sebentar bersama, tapi dia yang berhasil menyakinkanku bahwa masih ada
cinta di dunia. Cinta. Sempat aku menutup rapat mata, hati, pikiran, dan apapun
yang bisa ditutup untuk cinta. Intinya aku mungkin terlalu trauma untuk kembali
berhubungan dengan cinta. Hingga orang ini tiba. Orang yang menunjukkan padaku
bagaimana seharusnya memperjuangkan cinta. Orang yang menunjukkan padaku
bagaimana rasanya dimanjakan oleh perjuangan cinta. Orang yang membuatku
kembali jatuh cinta. Orang yang bila orang lain sebut namanya selalu akan
kuhubungkan dengan cinta.
Begitu banyak bahagia dalam hidupku. Begitu banyak bukti
Allah menyayangiku. Begitu banyak alasan untukku selalu berterimakasih pada
Allah, Tuhanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar