Katanya, setiap wanita itu terlahir cantik. Semua wanita
terlahir dengan ‘sesuatu’ yang bisa membuatnya terlihat cantik. ‘Sesuatu’ itu umumnya
didefinisikan dengan mata yang lentik, hidung yang mancung, bibir tipis merekah,
pipi merah merona tanpa blush on, atau bisa saja rambut hitam lurus lebat
seperti di iklan shampo. Setiap wanita punya kelebihan fisik yang patut
ditonjolkan. Namun apakah kecantikan itu selalu muncul dari penampilan fisik?
Sebelum tadi siang, aku menganggap ‘IYA’ (seseorang itu cantik ketika dia enak
dipandang). Tapi tadi, seorang teman mengatakan satu hal sederhana yang
seketika mengubah pendapatku tentang ‘CANTIK’.
Seseorang :
“Cantik itu sikap Rik”
Aku :
“Lha kalo sikapnya bagus muka monster masak cantik?
Seseorang : “Kalo mukamu
mulus cantik tapi ngomongmu ‘a...k...k...u mm...a...u.. c...c...c...a...n...t...i...k’? gimana? Cantik itu bagaimana kamu bisa menjadi
seseorang yang menyenangkan.”
Aku : *diam* *hening* *kemudian
merenung*
Dari percakapan sederhana di atas,
aku banyak menyimpulkan pemikiran baru yang ntah muncul darimana, tiba-tiba
pemikiran ini masuk otak dan terpaku dalam prinsip. Cantik untukku sekarang tidak
melulu tentang bagaimana seorang wanita berpenampilan. Selangsing apa dia,
setebal apa alisnya, semanis apa senyumnya, dan seelok apa rambutnya. Ini
tentang bagaimana seorang wanita menjadi menyenangkan. Bagaimana wanita itu
membagikan kebahagiaan pada orang di sekitarnya. Bagaimana wanita itu bersikap.
Sikap seseorang pun tidak melulu
tentang bagaimana caranya bicara, caranya berjalan, dan caranya berpakaian. Seorang
wanita itu cantik ketika Ia bisa memposisikan diri. Bersikap sesuai kondisi dan
situasi yang sedang Ia hadapi. Persis seperti kata seorang padaku beberapa
bulan lalu.
‘Kamu cantik ketika kamu bisa memposisikan diri’
Belum tentu orang-orang berbadan
gendut, berjerawat, berhidung pesek, berdahi lebar, tidak punya alis, dan
segala ‘kelemahan’ fisik lainnya tidak bisa menjadi cantik. Setiap wanita
berhak menjadi cantik karena setiap wanita berpotensi cantik. Meskipun, tidak
bisa dipungkiri, sebagai wanita normal selalu mengusahakan penampilan menarik.
Intinya, wahai wanita-wanita yang
terlahir dengan potensi besar menjadi cantik. Asahlah terus potensi yang kalian
miliki. Potensi di sini adalah ‘akal’. Manusia terlahir dengan akal yang
istimewa. Meskipun khusus untuk wanita, dikaruniai faktor ‘perasaan’ yang
cenderung menonjol. Tapi wanita punya akal yang pastinya akan sangat membantu
dalam penentuan sikap. Sekali lagi, cantik itu sikap. Cantik itu bagaimana kamu
menjadi menyenangkan untuk orang sekitar. Cantik itu kamu.
Klasik.Wajah menawan, sikap menyenangkan, incaran.Wajah biasa, sikap istimewa, menggoda.Wajah mempesona, sikap tanpa etika, percuma.Wajah biasa, sikap tanpa etika, mati saja.