ASSALAMMUALAIKUM

Senin, 04 Maret 2013

'Indonesia'


Aku lahir dan berdomisili di Indonesia. Negara yang dari dulu sangat aku cinta. Negara yang telah sangat berjasa dalam hidupku di dunia. Negara yang sampai sekarang masih bernama ‘Indonesia’.

Beberapa hari yang lalu, setelah sekian lama membutakan mata dan menulikan telinga tentang kabar-kabar Indonesia, akhirnya aku nonton berita. 

Berita pertama ini sangat menyayat hati dan ironi. 

Jadi ada suatu daerah ‘yang aku lupa namanya’ di daerah Jawa Barat. Jarak daerah itu dengan IBUKOTA NEGARA INDONESIA (JAKARTA) berbanding terbalik dengan KONDISI KESEHATAN. Jadi di berita, dibilang kalau daerah itu belum ada PAM. Masyarakat memanfaatkan aliran sungai yang ‘tidak terlalu’ deras untuk kegiatan sehari-hari, seperti MandiCuciKakus. Jadi ketika ada seorang ibu yang sedang mencuci piring, sekitar 200 meter sebelumya ada seorang anak sedang buang air besar. SEE! Euh. Ini kawasan tidak jauh dari ibukota negara loh, Jawa Barat itu provinsi yang wow juga loh. Masih ada kawasan seperti ini. Bagaimana dengan kawasan-kawasan lain yang ribuan kilo jauhnya dari pusat pemerintahan???? Dan yang lebih tragis lagi, di daerah itu ada poster PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT. Poster aja bisa masuk kenapa air PAM ga dimasukin PAK BUK? Yah... Indonesia ku masih ‘Indonesia’.

Berita kedua sangat membelalakkan mata, memekakkan telinga dan refleks membuat aku marah-marah. Anas.

Jadi intinya ‘mereka’ yang sedang jadi pemimpin-pemimpin itu, sekarang lagi gonjang-ganjing karena Anas Purbaningrum ‘katanyakorupsi. Kenapa gonjang-ganjing? Pada takut kebongkar kali~ entahlah. See! Masih adaloh masyarakat makan dengan piring yang mungkin ada tinjanya, nah PAK BUK yang ‘pemimpin’ itu malah tuduh-tuduhan siapa yang morotin uang negara. DUNIA. INDONESIA.

PAK BUK yang sekarang jadi pemimpin dan terlilit kasus korupsi itu pasti dulunya punya niat dan cita-cita mulia untuk Indonesia. Pasti. Tapi memang, ‘kebanyakan’ pemimpin lupa niat awalnya ketika telah ‘memimpin’.

Ada teman, tadi sore bilang “Di Indonesia Koruptor ‘ditanggap’, kalo negara lain mah dihukum mati”. Aku berpikir kemudian, nah kalo di Indonesia koruptor dihukum mati, siapa aja dong yang hidup? Orang dari kecil kebiasaan korupsi udah ada. Contohnya yah... jam belajar dipake ngetweet. Korup sekali. Seperti siapa? Lupakan.

Kembali ke berita.

Intinya setelah berita itu, aku marah-marah sendiri. Kecewa sama ‘sistem’nya Indonesia. Kecewa sama PAK BUK yang sekarang sedang dipercaya jadi pemimpin. Di dalam hati makin bulat tekad ingin jadi seorang dokter yang punya suami kaya raya. Kelak ketika aku kaya raya, aku tidak akan membuang uangku untuk kampanye kanan kiri minta dipilih jadi ‘pemimpin’. Suamiku juga tidak. Jika ada rezeki lebih, langsung sajalah membantu yang butuh. Dokter Gratis! Bismillah.

Ketika kamu menemukan masalah, kamu punya ide untuk solusinya, tapi kamu tidak punya 'daya' untuk mewujudkan idemu itu, mulailah dari hal kecil. Tunjukkan pada sekelilingmu bahwa hipotesamu tentang solusi yang akan menyelesaikan masalah itu bisa diterapkan dan akan berhasil. Melakukannya mungkin tidak seringan mengetikkannya, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Bukankah kejadian selalu berawal dari angan-angan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar